Jumat, 12 Mei 2023

Mahasiswa Wajib Tahu: Inilah Masjid Sultan Penyedia Takjil Gratis di Malang

 

Video suasana berbuka puasa gratis di masjid "sultan" Abdullah Permata Jingga, Malang

MALANG- Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang paling ditunggu mahasiswa untuk mencari takjil gratis. Tiap tahunnya, banyak masjid di Malang yang menyediakan takjil bahkan iftar secara cuma-cuma. Kerap menjadi incaran, Masjid Abdullah Permata Jingga harus masuk list paling atas untuk didatangi. Pasalnya, masjid sultan ini selama tiga puluh hari membagikan makanan mewah rasa bintang lima.

Masjid yang berlokasi di Jalan Permata Jingga III, Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru ini tidak pernah sepi dari pengunjung.  Tiap hari masjid ini menyediakan takjil dan makanan berat untuk dibagikan kepada para jamaah yang didominasi mahasiswa. 

Takjil yang dibagikan berupa tiga buah kurma, satu jajanan, air putih, dan segelas teh. Mahasiswa dibebaskan mengambil air dan teh sepuasnya. Jajanannya cukup beragam, seperti kue basah, kue kering, dan gorengan. 

Makanan utamanya tersedia bermacam-macam dan berbeda tiap harinya. Bagaimana tidak mewah, bukan hanya porsi makanan yang banyak, namun menunya pun sangat menggunggah selera. Dimulai dari Soto Banjar, nasi uduk, sate daging, ayam geprek, nasi krawu dan masih banyak lagi. 

Setelah memarkirkan motor, mahasiswa bisa langsung mengambil dan memilih takjil sesuai yang diinginkan. Setelah itu panitia akan memberi kupon untuk ditukarkan nantinya.

Tak sebatas menu makanan, tema kegiatan di masjid ini pun bervariasi. Sambil menunggu adzan, biasanya diisi dengan acara ceramah singkat, kajian bersama teman-teman difabel, serta pemaparan materi public speaking. 

Setelah memakan takjil, kegiatan dilanjut dengan salat maghrib berjamaah. Lalu, mahasiswa bisa menukar kupon dengan makanan yang dibagikan panitia. Bila tidak ingin menyantapnya secara langsung, mahasiswa diperbolehkan untuk membawa pulang makanan tersebut. 

Menurut “Bunda” Santi, salah satu panitia di sana, acara ini telah berlangsung bertahun-tahun lamanya. Kabar baiknya, kegiatan buka bersama ini akan terus berlanjut di tahun berikutnya.

“Kalau untuk donaturnya sendiri berasal dari warga di perumahan ini, mbak. Panitianya juga pemuda, ibu-ibu sama bapak-bapak di sekitar sini”, tutur Bunda, panggilan untuk panitia wanita.

Santi juga menjelaskan bahwa tak hanya sebatas membagikan makanan, masjid ini memiliki banyak kegiatan lain di Bulan Ramadhan. Contohnya mengaji bersama, I’tikaf yang dilanjut dengan sahur bersama, lalu kajian ba’da Subuh.

“Untuk jumlah makanan yang kita sediakan biasanya sekitar empat ratus sampai lima ratus box tiap hari, mbak. Dan itu selalu ludes, alhamdulillah”, jelas Santi.

Area masjid dari sisi samping kanan, tempat makanan dan minuman disiapkan

Mahasiswa tak perlu khawatir jika tidak mendapat kupon. Karena Masjid Permata Jingga menyediakan makanan pengganjal seperti Pop Mie dan bapau. Tujuannya untuk dinikmati mahasiswa sementara panitia memesan makanan tambahan. 

Masjid sultan ini juga sangat menerapkan aturan islam. Salah satunya adalah dengan memisahkan tempat perempuan dan laki-laki. Tak sebatas tempat makan, satpam yang bertugas pun memisahkan tempat parkir motor. Di samping itu, keamanan di masjid sangat terjamin. 

Safira, salah satu pengunjung yang merupakan mahasiswa Polinema, merasa sangat puas dan kenyang setelah berbuka puasa di masjid ini.

“Ini adalah pertama kalinya aku ke sini, meskipun aku sudah tahu kegiatan ini sejak tahun 2020”, kata Safira. Menurutnya, masjid Permata Jingga menyediakan makanan dan fasilitas luar biasa. Layak disebut masjid bintang lima. 

Fasilitas di masjid ini sangat lengkap. Toilet dan tempat wudhu yang bersih, serta mukenah yang tiap hari selalu harum membuat siapapun nyaman dan betah.


Nahas, Kades di Banten Tewas Usai Disuntik Mantri


Kronologi tewasnya kepala desa Curug Goong di tangan seorang mantri

BANTEN-Seorang kepala desa dilaporkan tewas setelah sengaja disuntik oleh mantri. Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Minggu siang di rumah korban. Diketahui, motif pembunuhan tersebut dikarenakan sang mantri merasa sakit hati terhadap korban.

Sala Munasir, seorang kades di Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang harus meregang nyawa setelah disuntik oleh mantri. Sebelum kejadian, pelaku memiliki masalah pribadi dengan korban. Hal itu jugalah yang menimbulkan rasa sakit hati pelaku terhadap korban. 

Berdasarkan keterangan Waka Polres Serang, pada Minggu pukul 13.00 WIB, pelaku bersama isterinya mendatangi rumah korban. Keduanya bermaksud untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Namun tak disangka, justru percakapan tersebut berubah menjadi cekcok yang berujung pada hilangnya nyawa Kades Curug Goong tersebut.

Pelaku yang merupakan perawat di salah Satu RSUD Banten dengan sengaja menyuntikkan cairan ke bahu kiri korban. Setelah obat tersebut bereaksi, korban dilaporkan pingsan dan sempat dibawa ke Puskesmas Padarincang. Pihak Puskesmas merujuk korban untuk segera dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, korban dikabarkan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.

Berdasarkan keterangan saksi, pelaku masih berada di RSUD Banten dan langsung diamankan oleh pihak kepolisian untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan, obat yang digunakan oleh pelaku merupakan jenis obat tidur. Lebih lanjut, polisi menyatakan bahwa obat tersebut memang dimiliki oleh pelaku karena merupakan stok dari rumah sakit tempat dia bekerja.

Hasil investigasi sementara diketahui bahwa sebelum mendatangi korban di rumahnya, pelaku telah mempersiapkan sebuah suntik yang sudah diisi oleh cairan obat tidur tersebut. Namun, masih belum diketahui apakah tujuannya memang untuk disuntikkan ke korban atau hanya untuk jaga-jaga. “Sampai saat ini, pihak kami masih melakukan pendalaman mengenai motif sakit hati pelaku terhadap korban”, kata AKBP Hujra Soumena. 

Pada Senin dini hari, tim forensik RSUD Banten dan tim Satreskim Polres Serang telah melakukan otopsi dan pemerikasaan lebih lanjut. “Tim kami juga melakukan pemeriksaan terhadap HP pelaku dan korban untuk menemukan bukti dan motif pembunuhan tersebut”, tutur Hujra.

Atas tindakan tersebut, pelaku dijerat pasal 338 atas tindak pidana pembunuhan dan juga pasal 351 ayat 3 karena adanya dugaan pembunuhan berencana.

Selanjutnya, Hujra menegaskan bahwa saat ini timnya juga akan memeriksa para saksi termasuk isteri korban, yang mana pada saat itu juga berada di lokasi kejadian. Selain itu, para warga yang mendengar cekcok di rumah korban juga akan diperiksa.

Nasib Asto Jiwo di Tangan Pemuda Ujungpangkah

Musoh Siji Abot Konco Sewu Kurang (Musuh Satu Berat Teman Seribu Kurang). Asto Jiwo merupakan perguruan pencak silat tertua di Ujungpangkah. Para anggota yang mulai termakan usia dan munculnya perguruan baru tampak menjadi tantangan yang tidak mudah. Perguruan baru seolah konflik baru. Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan nama Asto Jiwo. 

Penggila dunia seni bela diri pencak silat tentunya tak asing dengan nama perguruan Asto Jiwo. Satuan seni pencak silat beraliran Pagar Nusa ini telah lama dikenal oleh masyarakat Ujungpangkah. Ujungpangkah sendiri merupakan sebuah desa yang terletak di deretan pantai utara Kota Gresik, Jawa Timur. Bertempat di wilayah Gresik kota santri, kecamatan satu ini cukup kental dengan pelestarian seni pencak silatnya.  

Asto Jiwo diambil dari kata asta, yang bermakna tangan dan jiwa, yang berarti bagian rohani seorang manusia. Sehingga jika digabung memiliki makna tangan yang berjiwa. Ditulis menggunakan huruf vokal o daripada a karena pengucapan masyarakat Ujungpangkah yang sangat melekat dengan aksen bahasa Jawa.  

Berdiri sejak tahun 1969, Asto Jiwo telah lama menjadi pertunjukan yang menghibur bagi masyarakat di sini. Seringnya, warga melibatkan pertunjukan ini ketika sedang memiliki hajat seperti perayaan pernikahan, khitan, atau sekedar syukuran. Namun, penampilan Asto Jiwo pun biasanya berlangsung di acara-acara besar yang diselenggarakan oleh seluruh masyarakat Ujungpangkah. Beberapa di antaranya adalah ketika perayaan malam kemerdekaan Indonesia, karnaval perayaan 17 Agustus, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, bahkan pesta rakyat yang diadakan oleh kepala desa tiap lima tahun sekali. 

Yang membuat unik perguruan ini adalah adanya atraksi yang disebut "kontak macan". Atraksi tersebut oleh masyarakat Ujungpangkah dipercaya merupakan adegan dimana beberapa pemain pentas, melalui bacaan dan metode tertentu akan dimasuki oleh roh makhluk halus. Dalam peragaannya, para pemain menggunakan kostum yang beragam. Mulai dari macan biasa, macan putih, monyet, gendruwo, juga beberapa memakai baju merah bergaris putih dan menggunakan kuda lumping.  

“Yang dirasakan setelah dikontak itu capek dan beberapa bagian tubuh rasanya sakit”, ucap Huda, pemain macan putih.  

Biasanya, pementasan pencak silat dilakukan di malam hari mulai pukul 21.00 WIB hingga tengah malam. 

“Durasi pementasan paling lama sekitar lima jam. Itu dimulai dari penampilan perorangan atau perwakilan perguruan, dilanjutkan dengan penampilan ganda atau berpasangan. Kemudian ditutup dengan adegan kontak macan”, papar Hasib, pembawa acara kondang yang juga anggota dari Asto Jiwo. 

Pria berusia 47 tahun tersebut telah bergabung sejak Asto Jiwo masih merintis nama. Menjadi MC di setiap pementasan perguruan kesayangannya, Hasib selalu sukses menyemarakkan suasana. Keterlibatannya di dalam Asto Jiwo tak sekedar mendalami seni bela diri. Anggota tua Asto Jiwo ini juga terampil dalam menabuh kendang.  

Pada pameran aksinya, selalu dibalut dengan lantunan selawat yang diiringi alat musik kendang. Atraksi "kontak" sendiri merupakan bagian menegangkan yang paling ditunggu-tunggu dan biasanya menjadi adegan pamungkas dari acara tersebut. 

Sebagai anggota, Hasib pernah mengundang perguruan Asto Jiwo untuk ikut memeriahkan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di kampungnya. Para warga RT 2 RW 3 dan banyak pemuda dari dusun sebelah ikut berantusias dan berbondong-bondong menyaksikan acara tersebut. Bukan hanya menonton, warga turut melantunkan selawat yang membuat suasana menjadi ramai penuh suka cita. 

Menurut Hasib, sebagai anggota, terdapat keuntungan sendiri dalam menyewa Asto Jiwo. Ia hanya perlu membayar senilai lima ratus ribu rupiah untuk soundsystem. Sedangkan atraksi sendiri tidak dikenai biaya, hanya memberikan uang kas ke pihak Asto Jiwo. 

“Kalau bukan anggota, tarif untuk satu kali pertunjukan dan biaya soundsystem itu sekitar satu juta lima ratus”, kata Hasib. 

Diketahui, seluruh uang hasil pertunjukan akan disimpan sebagai uang kas Asto Jiwo  

Seperti halnya perguruan pencak silat yang ada, Asto Jiwo memiliki banyak kegiatan rutin. Salah satunya adalah latihan tiap Kamis malam Jumat. Biasanya, para anggota berkumpul di musala kecil yang berada di Kampung Sitarda, Dusun Pangkah Kulon. Agendanya berupa latihan sambil selawat.  

Tak hanya menitikberatkan para anggota untuk menguasai ilmu bela diri, Asto Jiwo justru menekankan kepada kemampuan untuk memainkan alat musik pukul, yang disebut kendang. Dalam tujuannya untuk melestarikan budaya nenek luhur, mereka tak hanya ingin para pemuda pandai dalam bela diri saja, melainkan memiliki rasa cinta terhadap alat musik kuno tersebut.  

Perguruan pencak silat tertua di Ujungpangkah ini didirikan oleh alm. Qodim, yang pada saat itu menjabat sebagai ketua Asto Jiwo. Anggotanya didominasi oleh mereka yang berusia 45 hingga 70 tahun. Dalam kepemimpinannya, Asto Jiwo banyak mengambil perhatian masyarakat Ujungpangkah yang tak hanya melalui kehebatan seni bela diri saja, melainkan karya berupa lagulagu religius yang dibawakan tiap pentas.  

Sebagai pemimpin, Qodim mengajarkan kepada para anggota untuk mencintai dan melestarikan selawat. Kebanyakan dari selawatnya merupakan karya sendiri yang ditulis menggunakan lirik bahasa Jawa. Usahanya terbilang cukup berhasil karena pada saat itu masyarakat Ujungpangkah dari muda ke tua hafal lagu-lagunya.

Berakhirnya masa kepemimpinan Qodim, Asto Jiwo diambil alih oleh sang anak, yaitu Bukhori. Bergantinya pemimpin tak membuat surut semangat organisasi yang didominasi oleh para laki-laki berusia lanjut itu. Dalam naungannya, Bukhori mampu membawa banyak anggota muda. Mulai dari anak SMP hingga mereka yang sudah lulus SMA ikut dan tertarik menjadi anggota Asto Jiwo. 

Salah satu perguruan pencak silat yang cukup menjadi rival Asto Jiwo adalah Nusa Pangkah. Meski dulunya didirikan oleh Asto Jiwo, tetapi siapa sangka kini Nusa Pangkah berubah menjadi lawan. Perguruan tempat para pemuda yang tertarik untuk mendalami seni silat ini diketahui memiliki anggota yang lebih banyak daripada Asto Jiwo.  

Konflik pun mulai bermunculan sejalan dengan berdirinya perguruan ini.  Banyak anggota muda yang dulunya sangat setia kepada Asto Jiwo mulai bergoyah. Tak sedikit dari mereka yang secara terang-terangan keluar dari perguruan lalu bergabung dengan Nusa Pangkah. Di luar dugaan, sang pemimpin dengan alasan yang tak pernah diketahui, pada akhirnya ikut berkhianat. 

Tidak sebatas itu, Bukhori pun berulang kali mengajak anggota tua Asto Jiwo untuk bergabung dengan Nusa Pangkah. Hasib merupakan salah satunya. “Dia sudah sering mengajak saya untuk berhenti, dan ikut menjadi anggota Nusa Pangkah. Namun, dengan prinsip dan juga pesan dari beberapa sesepuh, saya menolaknya”, ujar Hasib.  

Kepopuleran Asto Jiwo mulai menurun dikarenakan performa para anggotanya yang sudah termakan usia. Saat itu, Nusa Pangkah menjadi perguruan dengan jumlah peminat yang jauh lebih banyak. Tak sampai di situ, memiliki anggota muda dengan semangat yang luar biasa, Nusa Pangkah kini lebih menarik penonton. 

Sejak saat itu, para anggota tua di Asto Jiwo pun memutuskan untuk memberi kesempatan kepada anggota mudanya dalam mengembangkan dan mengangkat kembali perguruan tercinta mereka. Hasib merupakan satu dari mereka yang mendukung keputusan tersebut. Ia tak pernah lepas dalam mendorong tekad untuk menghidupkan kembali Asto jiwo.  

“Motivasi kami adalah menjalin ukhuwah dan juga menghijaukan terus seni budaya bangsa apalagi kami orang Jawa, terutama dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)”, tutur Hasib. 

Dengan semangat para anggota muda yang tersisa, Asto Jiwo seolah lahir kembali. Berakhirnya Pandemi Covid-19 nampaknya menjadi momentum bangkitnya kembali Asto Jiwo di mata masyarakat. Banyaknya kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat, menjadi peluang besar bagi pecinta Asto Jiwo.  Pasalnya, di tangan para pemuda, perguruan satu ini berhasil merebut perhatian dan ketertarikan masyarakat kembali. Tak hanya bertambahnya anggota, banyak atraksi dan lagu sholawat baru pun mulai dikembangkan. 

Opini: Di Balik Pemecatan Profesor Kimia, Apa yang Salah dengan Akademisi?

10, Oktober 2022


Pemecatan seorang profesor kimia terkenal dari NYU berimbas pada serangkaian pertanyaan lama tentang pendidikan modern: Apakah standar pendidikan menurun? Apakah profesor dan administrator terlalu terikat pada emosi siswa serta uang sekolah? Dan apa yang salah dengan siswa akhir-akhir ini?

Menurut sebuah artikel di New York Times, Maitland Jones Jr. adalah salah satu profesor kimia organik terkemuka di negara itu. Dia bekerja di Princeton, seorang pensiunan penulis yang saat ini mengajar di NYU dengan serangkaian penghargaan yang diperolehnya selama menjadi profesor.

Namun tahun ini, imbas dari petisi yang ditandatangani 82 dari 350 siswanya membuat dia dipecat. Mereka menilai sulitnya mata kuliah yang diampuh menyebabkan turunnya nilai. Juru bicara NYU mengatakan kepada Times untuk membela keputusan mereka yang mengakhiri kontrak Jones dikarenakan profesor tersebut dinilai acuh tak acuh, tidak responsif, merendahkan, dan pelit nilai. Menariknya, pemecatan Jones ternyata di luar ekspektasi para mahasiswa.

Sementara itu, Jones mengatakan bahwa sejak satu dekade lalu, dia melihat adanya penurunan kemampuan siswanya. Alhasil, dia mengadakan ujiannya lebih mudah, tetapi sejumlah siswa masih mengalami kesulitan. Kemudian, pandemi melanda dan membuat kemampuan mereka semakin menurun. “Kami sekarang melihat skor satu digit bahkan nol.”

Jones tidak sendirian. Banyak pakar pendidikan yang ikut mengamati dan mengukur inflasi kelas yang membuat turunnya standar akademik. Lebih jauh, pandemi tampaknya semakin memperparah masalah yang ada, sekaligus menjadi awal masalah baru. Faktanya pembelajaran jarak jauh adalah kegagalan spektakuler.



Penutupam sekolah selama Covid-19 berimbas pada hilangnya semangat belajar para siswa. Menurut Jones, pandemi menyebabkan siswa tidak tahu cara belajar. Namun di sisi lain, dalam petisimya, para siswa mencatat bahwa Jones tidak menawarkan kredit tambahan bahkan enggan mengadakan kelas melalui Zoom. Tak hanya itu, Jones dianggap kasar, sarkastik, dan meremehkan siswanya. Jones disebut sebagai tipe pengajar yang menuntut mahasiswanya untuk bekerja keras sekeras mungkin tanpa harus meminta bantuannya.

Cara Jones dalam mengajar dianggap tidak sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan. Dalam beberapa dekade terakhir, nampaknya pengalaman belajar lebih condong pada siswa, daripada nilai akademik saja. Interaksi antara siswa dan pengajarlah yang harusnya menjadi prioritas. Jika praktik pendidikan yang memprioritaskan siswa berjalan dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa banyak anak muda yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Terlepas dari antarayang menimpa Jones, nampaknya terjadi kesenjangan sosial antara mereka yang berpendidikan tinggi dan tidak. Perguruan tinggi elit seperti NYU dipandang sebagai jalur pendidikan yang menjanjikan. Sangat masuk akal bahwa lingkungan pendidikan yang kompetitif terbukti mampu mencetak lebih banyak siswa berprestasi seperti di NYU.

Namun, di balik siswa yang cerdas secara akademis, ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa mereka menjadi kurang tangguh, mudah cemas dan kebingungan dalam mengatasi kegagalan


Mahasiswa Wajib Tahu: Inilah Masjid Sultan Penyedia Takjil Gratis di Malang

  Video suasana berbuka puasa gratis di masjid "sultan" Abdullah Permata Jingga, Malang MALANG- Bulan Ramadhan selalu menjadi mome...